Membaca Quran dengan Benar: Pentingnya Hukum Tajwid Diulas Dra. Husnul Khatimah
Kota Bima, Spenlim_
Membaca Alquran dengan tartil dan memahami maknanya merupakan dambaan bagi setiap muslim. Namun, tahukah Anda bahwa untuk mencapai hal tersebut, diperlukan pemahaman yang baik tentang ilmu tajwid?
Pada hari Senin (1/4), Dra. Husnul Khatimah, salah satu guru dan pengajar tajwid di Spenlim, memberikan penjelasan mendalam tentang pentingnya memperhatikan hukum bacaan Alquran. Ia menekankan bahwa banyak kaidah-kaidah yang perlu dipahami dalam ilmu tajwid agar terhindar dari kesalahan baca yang dapat mengubah makna dan arti ayat suci.
“Mengetahui hukum tajwid dalam membaca Alquran merupakan sebuah keharusan,” tegas Dra. Husnul. "Jika bacaan kita salah, dikhawatirkan dapat mengubah makna dan arti kandungan Alquran itu sendiri."
Beliau menjelaskan bahwa hukum mempelajari ilmu tajwid terbagi menjadi dua. Hukum mempelajari ilmu tajwid secara umum adalah Fardhu Kifayah, artinya, kewajiban kolektif bagi umat muslim. Artinya, jika sudah ada sebagian orang yang menguasai ilmu tajwid dengan baik, maka kewajiban tersebut gugur bagi yang lainnya.
Namun, hal ini berbeda dengan membaca Alquran dengan baik dan benar sesuai ilmu tajwid, yang hukumnya adalah Fardhu Ain. Ini berarti, kewajiban ini bersifat individual dan mengikat setiap muslim untuk bisa membaca Alquran dengan tartil dan sesuai kaidah tajwid.
Dra. Husnul kemudian mengambil contoh langsung dari Surat Al Bayyinah ayat 1-8 untuk menunjukkan betapa banyaknya hukum tajwid yang perlu diperhatikan. Beliau menyebutkan beberapa di antaranya seperti:
Mad Thabi’i: Pemanjangan bacaan harakat secara alami.
- Alif Lam Qomariyah dan Alif Lam Syamsiyah: Cara baca khusus alif lam di awal surat tertentu.
- Ghunnah: dengung yang menyertai bacaan huruf tertentu.
- Idgham Bighunnah dan Idhzar Syafawi: Hukum nun mati atau mim mati bertemu huruf tertentu.
- Tafkhim, Ikhfa, dan Iqlab: Cara baca khusus beberapa huruf hijaiyah.
- Mad Jaiz Munfasil: Pemanjangan bacaan harakat yang boleh diwaqafkan (dihentikan) atau (diteruskan).
- Qolqolah Sughro: Cara baca khusus huruf qaf dan jim yang berbunyi bergetar.
Lebih lanjut, Dra. Husnul menjelaskan salah satu hukum tajwid tersebut secara detail. Beliau mengambil contoh hukum Idgham Syafawi yang terjadi pada Surat Al Bayyinah ayat 1, yaitu pada pertemuan mim sukun di akhir kata "yaqra`u" dengan huruf Ya berharakat fathah di awal kata berikutnya, "yunkiruuna."
"Pada pertemuan ini, berlaku hukum Idgham Syafawi. Artinya, mim sukun dibaca jelas dengan bunyi dengung (ghunnah) dan bibir tertutup, seolah-olah mim tersebut melebur ke huruf Ya berikutnya," jelas Ibu Husnul.
Melalui pembahasan ini, Dra. Husnul berharap para siswa Spenlim dan tendik semakin memahami pentingnya mempelajari dan menerapkan ilmu tajwid dalam membaca Alquran. Dengan demikian, bacaan Alquran menjadi semakin baik dan benar, sehingga makna dan pesan yang terkandung di dalamnya pun dapat dipahami dengan lebih baik pula.
(Tim Media Spenlim)
Link Terkait:
https://eperpus.kemenag.go.id/web/index.php?p=show_detail&id=36234 (Kemenag: Pengertian Ilmu Tajwid)
https://islam.nu.or.id/ilmu-al-quran/pentingnya-belajar-ilmu-tajwid-PtPfo (NU Online: Hukum Mempelajari Tajwid)