CERITA BERSAMBUNG PART 2


Hasrat Bu Neno menggapai ubi kayu milik Bejo itu untuk dimakan alias dirasakan bukan tak beralasan, tapi benar pingin dinikmati oleh cabang bayi dalam kandungannya. "Bagiku ubi kayu memang banyak di pasar maupun di kebun orang lain, tapi naluri hati berkata kalau kau belum nikmati ubi kayu milik si kaya rasa itu maka semua hidup ini bagai mimpi, hanya berlalu begitu saja tanpa makna. Rasanya dunia ini rupanya hampa tanpa memakan ubi kayu". Dengan segala upaya harus kugapai ubi kayu dengan cara bagaimanapun tuturnya sambil memeluk perutnya sudah hampir 4 bulan dengan tetap berharap ubi dinikmati walau dicicipi sepotong dengan lidah merasakan ngidam sangat berarti bagi dirinya.


Andaikan bisa dibeli maka ubi itu berapapun harganya akan dibeli untuk menggapai impian buat si cabang bayiku. Rupanya pak Bejo yang kaya raya itu tetap bersih kukuh bahwa ubi yang dimilikinya tak akan kuberikan pada orang lain karena ubi yang saya tanam di kebun ini katanya Bejo buat kesenangan diriku bukan kesenangan orang lain pintanya pada semua orang. Lanjut kata Bejo duniapun tau saya orang terkaya dan terkikir sedunia, harta dan kekayaanku ini milik diriku untuk kupersembahkan hanya diriku dan istriku serta keluarga dalam istana yang super lengkap ini. Singga sanapun menjaganya kerajaan itu dengan senjata terlengkap dan alat tercanggih untuk mengintai gerak-gerik orang lain yang mengganggu kebahagiaan hidupku kata Bejo ha ha ha ha dalam kesombongan dan keangkuhannya.


Suatu ketika Neno malam Jumaat ada yang membisik dalam tidurnya, "maukah wahai ibu muda makan ubi kayu milik Bejo itu? Neno menjawab mmmmauuuuuuu, neno dengan cara bagaimana wahai tuanku? Neno bertanya kepada yang membisik tadi. Baik tua saya akan mengikuti yang penting saya mau dapat ubi kayu milik pak Bejo itu".


Rupanya Neno terlarut dalam mimpinya tadi, seakan-akan beberapa saat lagi mendapatkan ubi kayu itu. Terhentak dia bangun dari tidurnya dengan sekejap dia ceritakan mimpinya bersama suaminya dan kepada seluruh keluarganya.


Ayo suamiku dan seluruh keluarga demi si cabang bayi ini, mari kita melangkah bersama menuju istana pak Bejo tepatnya di kebun pak Bejo. Suami dan ratusan keluarga ikut bersama Neno menuju kebun itu.


Sesampainya di luar kebun itu, Neno berteriak dan ratusan orang, haaaiii Bejo yang kaya raya dan terkikir di dunia dengan kata-kata caci maki, menghujat dan melempar ke arah Bejo, Bejopun mulai emosi, kebingasan dan apa saja yang ia inginkan.


Pun Neno tetap berteriak "dasar kaya raya terkikir di dunia, manusia bejat, tidak punya pri kemanusiaan, tidak punya hati dan tidak merasakan sengsara orang lain. Bertambah dan memuncak marahnya Bejo sehingga "Bejo menuju ke arah satu pohon ubi kayu kesayangannya, lalu dia cabut ubi kayu dan melemparkan ke arah Neno di luar pagar". 


Ubi kayu yang dilemparkan oleh Bejo tadi, Neno pun sangat senang karena mendapat ubi yang diinginkan cabang bayi, pun ratusan oran turut rasakan kesenangan dalam suasana bahagia walau ubi kayu itu belum dimakannya oleh Neno.


Sesampai di rumahnya Neno mengelus-elus, mencium dan menggendongnya ubi kayu itu bagaikan bayinya sudah melahirkan.


Tamat.