Kapatu Mbojo

Aina ra ngoho warasi di ngaha

Na mai mbere ma sambaru mbura

Wa’usi ra kanta aina naha kente

Wa’usi rangoa aina ngaha ngau

(Hartoyo di Lela : https://alanmalingi.blogspot.com/2009/05/galery-pantun-bima-dompu.html?m=1)


Pantun ini mengandung makna mendalam tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam dan menghormati nasihat. Berikut adalah interpretasi dari setiap baris pantun:

"Aina ra ngoho warasi di ngaha"

   * Baris ini memiliki makna bahwa kita harus bijaksana dalam memanfaatkan sumber daya alam. Menebang hutan, yang merupakan sumber daya penting, hanya boleh dilakukan jika benar-benar diperlukan. Jika persediaan makanan masih ada, maka penebangan hutan harus dihindari. Ini adalah pesan tentang keberlanjutan dan pencegahan eksploitasi berlebihan.

"Na mai mbere ma sambaru mbura"

   * Baris ini menjelaskan konsekuensi dari tindakan sembrono terhadap alam. Penebangan hutan yang tidak terkendali dapat menyebabkan banjir bandang. Ini adalah peringatan tentang dampak negatif dari kerusakan lingkungan.

"Wa’usi ra kanta aina naha kente"

   * Baris ini menekankan pentingnya kepatuhan terhadap aturan dan larangan. Jika suatu tindakan telah dilarang, maka kita harus menghormati larangan tersebut. Ini adalah pesan tentang disiplin dan tanggung jawab.

"Wa’usi rangoa aina ngaha ngau"

   * Baris ini mengingatkan kita untuk menerima nasihat dengan baik dan tidak bersikap keras kepala. Jika kita telah dinasihati, maka kita harus mendengarkan dan mempertimbangkan nasihat tersebut, bukan malah melawan. Ini adalah pesan tentang kerendahan hati dan kebijaksanaan.

Secara keseluruhan, pantun ini mengandung pesan moral yang kuat tentang:

Pentingnya menjaga kelestarian alam.

  • Konsekuensi negatif dari tindakan yang merusak lingkungan.
  • Kepatuhan terhadap aturan dan larangan.
  • Pentingnya menerima nasihat.

Pantun ini adalah contoh kearifan lokal yang relevan dengan tantangan lingkungan yang kita hadapi saat ini. (TM)