Kebodohan Rajin Memakan Korban

"Literasi begitu penting, karena kebodohan rajin memakan korban. Dan hanya buku yang bisa menyelamatkan bangsa ini." (Raim Laode, Pelawak-penyanyi-penulis)

Kutipan dari Raim Laode ini dengan lugas menekankan urgensi literasi dalam konteks kehidupan berbangsa. Pernyataan "kebodohan rajin memakan korban" adalah sebuah metafora kuat yang menggambarkan dampak negatif dari kurangnya pengetahuan dan pemahaman. Kebodohan, dalam konteks ini, tidak hanya merujuk pada ketidakmampuan membaca dan menulis, tetapi juga pada kurangnya wawasan, kemampuan berpikir kritis, dan pemahaman akan informasi yang benar. Akibatnya, individu dan masyarakat rentan menjadi korban manipulasi, hoaks, kebijakan yang merugikan, serta stagnasi dalam kemajuan. Kebodohan digambarkan sebagai entitas yang aktif dan terus-menerus menimbulkan kerugian, sehingga literasi menjadi sebuah kebutuhan mendesak untuk melindungi diri dan bangsa dari dampak buruk tersebut.

Lebih lanjut, Laode menyatakan bahwa "hanya buku yang bisa menyelamatkan bangsa ini." Pernyataan ini menempatkan buku dan, secara lebih luas, kegiatan membaca sebagai solusi utama untuk mengatasi masalah kebodohan. Buku adalah gudang ilmu pengetahuan, sejarah, budaya, dan berbagai perspektif yang dapat memperkaya pemahaman seseorang tentang dunia. Melalui membaca, individu dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memperluas kosakata, meningkatkan pemahaman akan berbagai isu, dan membangun karakter yang lebih baik. Dengan demikian, bangsa yang memiliki tingkat literasi tinggi akan memiliki masyarakat yang lebih cerdas, kreatif, inovatif, dan mampu mengambil keputusan yang tepat untuk kemajuan bersama. Kutipan ini adalah seruan kuat untuk menjadikan literasi sebagai prioritas utama dalam membangun masa depan bangsa yang lebih baik dan terhindar dari "korban" kebodohan.