Rahasia di Balik Punggung (Bagian 12)

Rahasia di Balik Punggung (Bagian 12)
By : End

Malam pertemuan tiba. Lisa dan yang lainnya tiba di lokasi yang disepakati—sebuah gedung tua yang sudah lama terbengkalai di belakang sekolah.

Dion berbisik, “Kamera sudah siap?”

Lisa mengangguk, menunjukkan ponselnya yang sudah terhubung dengan kamera tersembunyi di tasnya. “Rekaman ini akan jadi bukti kalau ada yang mencoba mencelakai kita.”

Tak lama, suara langkah kaki terdengar.

Sosok pria berhoodie hitam muncul dari kegelapan. Namun, kali ini dia tidak sendirian.

Di sampingnya, berdiri Pak Henri, kepala sekolah mereka.

Lisa menahan napas. Jadi, benar—Pak Henri memang terlibat.

Pak Henri menatap mereka dingin. “Anak-anak seharusnya tidak ikut campur dalam urusan orang dewasa.”

Lisa maju selangkah. “Kami hanya ingin tahu yang sebenarnya. Kemana perginya dana sekolah?”

Pak Henri tersenyum tipis. “Tidak semua rahasia perlu diungkap, Lisa.”

Pria berhoodie mengeluarkan sesuatu dari sakunya—sebuah ponsel. Dia menunjukkan sesuatu di layarnya.

Itu adalah foto mereka di rumah nenek Lisa tadi malam.

May terbelalak. “Mereka benar-benar mengawasi kita…”

Pak Henri melipat tangan. “Sekarang serahkan dokumen itu, dan kalian bisa pulang dengan selamat.”

Lisa menggenggam dokumen di dalam tasnya. Ia melirik ke arah Dion, May, dan Rinea.
Sudah waktunya.

Tiba-tiba, suara langkah kaki lain terdengar.

Dari balik bayangan, beberapa orang muncul—Bu Rahayu, beberapa guru lain, dan… polisi.

Pak Henri tersentak. “Apa—”

Lisa tersenyum tipis. “Kami tidak datang sendirian.”

Dion mengangkat ponselnya. “Semuanya sudah terekam, Pak.”

May menambahkan, “Dan sekarang polisi sudah tahu.”

Polisi segera maju, mengamankan pria berhoodie dan Pak Henri yang terlihat panik. Salah satu polisi berkata, “Kami sudah lama menyelidiki kasus ini, tapi tidak punya bukti yang cukup. Sampai anak-anak ini menghubungi kami.”
Pak Henri menggertakkan gigi. “Kalian pikir ini akan menyelesaikan segalanya?!”

Lisa menatapnya tajam. “Kami hanya ingin kebenaran.”

Pak Henri dan kaki tangannya dibawa pergi. Malam yang panjang akhirnya berakhir.

Lisa menarik napas panjang. Akhirnya, semuanya selesai.

Bersambung.......