Minta Dikuatkan

"Jangan hanya meminta untuk dimudahkan, namun mintalah untuk dikuatkan. Karena Allah menguji setiap hamba-Nya yang bersabar, agar bisa menjadi hamba yang bertawakal kepada-Nya."


Kalimat "Jangan hanya meminta untuk dimudahkan, namun mintalah untuk dikuatkan" mengandung sebuah pesan mendalam tentang hakikat ujian dan kekuatan dalam menjalani kehidupan. Meminta kemudahan memang merupakan fitrah manusia, namun seringkali kita lupa bahwa proses pendewasaan dan peningkatan kualitas diri justru hadir melalui tantangan. Memohon kekuatan kepada Allah SWT berarti kita mengakui keterbatasan diri dan menyandarkan harapan sepenuhnya kepada-Nya untuk diberikan ketabahan, kesabaran, dan kemampuan dalam menghadapi setiap kesulitan yang menghadang. Dengan meminta kekuatan, kita mempersiapkan diri untuk menjadi pribadi yang lebih tangguh dan tidak mudah menyerah ketika dihadapkan pada ujian hidup.

Paragraf kedua melanjutkan dengan, "Karena Allah menguji setiap hamba-Nya yang bersabar, agar bisa menjadi hamba yang bertawakal kepada-Nya." Penjelasan ini memberikan alasan mengapa meminta kekuatan lebih utama daripada sekadar meminta kemudahan. Ujian dari Allah SWT bukanlah semata-mata untuk menyulitkan, melainkan sebuah proses seleksi dan peningkatan kualitas keimanan. Hamba yang mampu bersabar dalam menghadapi ujian dan tetap berprasangka baik kepada Allah akan dibimbing menuju derajat tawakal yang lebih tinggi. Tawakal di sini bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan menyerahkan hasil akhir dari setiap ikhtiar kepada kehendak Allah setelah berusaha semaksimal mungkin. Dengan demikian, ujian menjadi jembatan untuk mempererat hubungan antara hamba dan Khalik-Nya, serta mengantarkan pada ketenangan hati karena bersandar sepenuhnya kepada Sang Maha Kuasa.