Memutus Tali Silaturahmi

Siswa-siswiku yang Bapak cintai dan banggakan,

Hari ini, Bapak ingin menyampaikan sebuah pesan penting yang bersumber dari ajaran agama kita, yaitu tentang silaturahim. Mungkin kata ini sering kalian dengar, namun maknanya sangat dalam dan dampaknya bagi kehidupan kita, baik di dunia maupun di akhirat, sungguh besar.

Ada sebuah hadis yang sangat tegas menyatakan, "Tidak masuk surga pemutus silaturahim." Betapa dahsyatnya ancaman ini. Surga adalah tempat kebahagiaan abadi yang kita semua dambakan. Namun, hadis ini mengingatkan kita bahwa salah satu penghalang terbesar untuk meraih surga adalah memutuskan tali persaudaraan atau silaturahim.

Apa sebenarnya silaturahim itu? Silaturahim bukan hanya sekadar berkunjung saat Lebaran atau acara keluarga. Lebih dari itu, silaturahim adalah menjaga dan mempererat hubungan baik dengan keluarga, kerabat, teman, tetangga, bahkan dengan siapapun yang memiliki ikatan persaudaraan dalam Islam. Ini berarti saling menyayangi, saling membantu, saling mendoakan, memaafkan kesalahan, dan berusaha untuk tidak memutuskan hubungan meskipun ada perbedaan pendapat atau masalah.

Di lingkungan sekolah, silaturahim tercermin dalam hubungan baik kalian dengan teman-teman, kakak dan adik kelas, Bapak dan Ibu Guru, serta seluruh staf sekolah. Hindarilah permusuhan, pertengkaran, atau mengucilkan teman. Jalinlah persahabatan yang sehat, saling mendukung dalam belajar, dan saling mengingatkan dalam kebaikan. Ingatlah, kalian adalah saudara dalam lingkungan belajar ini.

Begitu pula di rumah, silaturahim berarti menghormati dan menyayangi orang tua, kakak, adik, dan seluruh anggota keluarga. Jagalah komunikasi yang baik, saling membantu dalam urusan rumah tangga, dan hindari perselisihan yang berkepanjangan. Keluarga adalah fondasi utama kehidupan kita, dan menjaga hubungan baik di dalamnya adalah kunci keberkahan.

Anak-anakku, ketahuilah bahwa memutuskan silaturahim dapat membawa dampak buruk dalam kehidupan kita di dunia. Hubungan yang retak dapat menimbulkan kesedihan, permusuhan, dan hilangnya rasa saling percaya. Kita akan merasa sendiri dan kehilangan dukungan saat menghadapi kesulitan. Lebih dari itu, hadis tadi mengingatkan kita akan konsekuensi yang lebih besar di akhirat, yaitu terhalangnya kita dari surga.

Oleh karena itu, mari kita mulai dari sekarang untuk senantiasa menjaga dan mempererat tali silaturahim. Jadilah siswa yang peduli, ramah, dan suka membantu. Jauhilah segala bentuk perbuatan yang dapat merusak hubungan baik dengan sesama. Ingatlah, dengan menjaga silaturahim, kita tidak hanya menciptakan lingkungan yang harmonis di sekitar kita, tetapi juga membuka pintu keberkahan dan meraih keridhaan Allah SWT, yang insya Allah akan mengantarkan kita menuju surga-Nya.

Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita semua untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan mampu menjaga tali silaturahim dengan sesama. Amin ya rabbalalamin. (S1)