Lisan yang Tak Terjaga

Lisan yang Tak Terjaga
Di tengah hiruk pikuk dunia yang dipenuhi kata-kata, baik terucap maupun tertulis, sebuah peringatan menggema dari ajaran agama: "Kebanyakan dosa anak-anak Adam itu ada pada lisannya." Sebuah kalimat singkat namun sarat makna, yang menuntut perenungan mendalam bagi setiap jiwa yang mendambakan keselamatan.
Betapa benarnya perkataan ini. Lidah, organ kecil yang tampak tak berdaya, memiliki kekuatan yang luar biasa. Ia mampu membangun istana persahabatan dengan kata-kata yang baik, namun juga sanggup menghancurkan jalinan kasih sayang dengan ucapan yang menyakitkan. Lidah bisa menjadi jembatan ilmu dan hikmah, namun tak jarang pula menjadi jurang fitnah dan kebohongan.
Coba kita telaah sejenak, berapa banyak dosa yang mungkin telah kita torehkan melalui lisan kita? Ghibah yang menggunjing aib saudara, namimah yang mengadu domba dan memecah belah, dusta yang menipu dan merugikan, kata-kata kasar yang melukai hati, sumpah palsu yang merendahkan kebenaran, hingga ujaran kebencian yang menebar permusuhan. Sadarkah kita, betapa mudahnya dosa itu terucap, seringkali tanpa kita sadari betapa dalamnya luka yang ditorehkannya?
Lisan yang tak terjaga adalah cerminan hati yang mungkin lalai. Ketika hati dipenuhi prasangka buruk, iri dengki, atau amarah yang membara, maka lisan akan menjadi corongnya, memuntahkan kata-kata yang penuh racun. Oleh karena itu, menjaga lisan sejatinya adalah upaya menjaga hati. Membersihkan hati dari kotoran-kotoran batin akan secara otomatis memengaruhi kualitas ucapan kita.
Renungan ini adalah panggilan bagi kita semua. Mari kita mulai hari ini untuk lebih mewaspadai setiap kata yang keluar dari mulut kita. Timbanglah setiap ucapan sebelum dilontarkan. Apakah kata ini benar? Apakah bermanfaat? Apakah tidak menyakiti hati sesama? Jika ragu, maka diam adalah pilihan yang lebih selamat.
Ingatlah, di hari perhitungan kelak, setiap kata yang kita ucapkan akan dimintai pertanggungjawaban. Betapa beratnya jika lisan yang seharusnya menjadi alat kebaikan justru menjadi pemberat timbangan dosa kita.
Ya Allah, bimbinglah lisan kami agar senantiasa mengucapkan kebaikan dan lindungilah kami dari dosa-dosa lisan yang Engkau murkai. Jadikanlah diam kami sebagai ibadah jika kata-kata yang baik sulit terucap. Semoga renungan singkat ini menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih berhati-hati dalam bertutur kata, demi meraih ridha-Mu dan keselamatan di akhirat kelak. Amin.