Merenungi Kehidupan

"Pikirkanlah hidup yang telah kamu jalani sampai sekarang sebagai berakhir, dan sebagai seorang yang sudah mati, lihatlah apa yang masih tersisa sebagai bonus dan hiduplah sesuai dengan alam. Cintailah tangan yang takdir berikan padamu dan mainkanlah seperti milikmu sendiri, karena apakah yang lebih cocok?" (Marcus Aurelius)
Kutipan ini mengajak kita untuk melakukan perenungan mendalam tentang kehidupan yang telah kita lalui, seolah-olah itu telah berakhir. Dengan membayangkan diri sebagai seseorang yang telah meninggal, kita diajak untuk melihat sisa hidup yang ada sebagai sebuah anugerah atau bonus yang tak ternilai. Perspektif ini mendorong kita untuk menghargai setiap momen yang tersisa dan melepaskan diri dari penyesalan atau keterikatan masa lalu.
Selanjutnya, kutipan ini menekankan pentingnya hidup selaras dengan alam, yang bisa diartikan sebagai menerima dan menjalani kehidupan sesuai dengan kodrat dan keadaan yang telah ditakdirkan bagi kita. Kita diminta untuk mencintai "tangan" atau keadaan yang telah diberikan kepada kita dan memainkannya sebaik mungkin, seolah-olah itu adalah milik kita sepenuhnya. Dengan kata lain, kita diajak untuk menerima diri sendiri dan situasi hidup kita, serta berusaha untuk memaksimalkan potensi yang ada, tanpa terus-menerus mempertanyakan atau menolak apa yang telah menjadi bagian dari diri kita. Penerimaan dan rasa syukur atas apa yang ada dianggap sebagai cara hidup yang paling sesuai dan memuaskan.