Dunia yang Fana

Naik perahu ke pulau seberang
Ombak besar menghantam perahu
Dunia ini hanya sementara yang fana sekarang
Bekal akhirat yang di tuju.
Perjalanan hidup di dunia ini diibaratkan seperti naik perahu ke pulau seberang yang penuh rintangan, seperti ombak besar yang menghantam perahu. Bait pertama dan kedua pantun ini melukiskan perjuangan dan tantangan yang pasti dihadapi setiap manusia dalam mengarungi kehidupannya. Berbagai cobaan, kesulitan, dan godaan datang silih berganti, menguji ketahanan dan keimanan kita. Ibarat perahu yang diterjang ombak, kita mungkin merasa terombang-ambing, namun harus tetap berpegang teguh pada tujuan.
Pantun ini secara tersirat mengingatkan kita bahwa dunia ini hanya sementara yang fana sekarang. Segala kenikmatan, harta, dan kesenangan duniawi tidak akan kekal. Oleh karena itu, tujuan utama kita seharusnya adalah mempersiapkan bekal akhirat yang di tuju. Bekal ini berupa amal saleh, kebaikan, dan ketakwaan yang akan menemani kita di kehidupan yang abadi setelah dunia ini berakhir. Pantun ini mengajak kita untuk merenungkan prioritas hidup dan fokus pada hal-hal yang memiliki nilai kekal, bukan hanya pada kesenangan sesaat di dunia.