Tapa Gala: Olahraga Tradisional Bima yang Menguji Kekompakan

Tapa Gala: Olahraga Tradisional Bima yang Menguji Kekompakan
Tapa Gala adalah nama lokal di Bima, Nusa Tenggara Barat, untuk permainan tradisional yang lebih dikenal secara nasional dengan nama Gobak Sodor. Permainan ini bukan sekadar hiburan, melainkan sebuah olahraga yang sangat mengandalkan kelincahan, strategi, dan yang terpenting, kekompakan tim. Dulu, Tapa Gala sangat populer di kalangan anak-anak dan remaja Bima, dari usia sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
Aturan dan Cara Bermain Tapa Gala
Permainan Tapa Gala dimainkan di lapangan berbentuk persegi panjang yang dibagi menjadi beberapa kotak. Biasanya, lapangan ini digambar di tanah dengan garis-garis sederhana. Dua tim bertanding, dengan masing-masing tim terdiri dari 3 hingga 5 pemain.
Tujuan utama permainan ini adalah:
* Tim penjaga berusaha menghalangi lawan agar tidak bisa melewati garis-garis yang mereka jaga.
* Tim penyerang berusaha melewati semua garis hingga kembali ke titik awal tanpa tersentuh oleh tim penjaga.
Setiap tim memiliki perannya masing-masing. Tim penjaga akan menempatkan satu orang sebagai penjaga garis tengah, sementara pemain lain menjaga garis-garis horizontal. Mereka harus bergerak lincah di sepanjang garis tersebut, berusaha menyentuh tim lawan yang mencoba menerobos. Jika seorang pemain penyerang berhasil disentuh, tim dianggap kalah dan bergantian peran menjadi tim penjaga.
Sebaliknya, jika tim penyerang berhasil melewati semua garis dan kembali ke garis awal, mereka mendapatkan poin. Permainan ini terus berlanjut hingga salah satu tim mencapai skor yang disepakati atau waktu bermain habis.
Mengapa Tapa Gala Sangat Digemari?
Ada beberapa alasan mengapa Tapa Gala begitu diminati, terutama di era sebelum teknologi mendominasi:
* Olahraga Sederhana dan Merakyat. Tapa Gala tidak memerlukan alat khusus atau lapangan mewah. Cukup dengan tanah lapang dan beberapa garis yang digambar, permainan bisa langsung dimulai. Hal ini menjadikannya sangat mudah diakses oleh semua kalangan.
* Melatih Keterampilan Fisik. Permainan ini secara alami melatih kelincahan, kecepatan, dan daya tahan fisik. Pemain harus berlari, melompat, dan menghindari sentuhan dengan cepat.
* Membangun Kekompakan dan Strategi. Lebih dari sekadar adu lari, Tapa Gala adalah permainan tim. Tim penyerang harus merencanakan strategi untuk menerobos pertahanan lawan, sementara tim penjaga harus bekerja sama untuk menutup semua celah. Komunikasi dan kekompakan adalah kunci kemenangan.
Memudarnya Tapa Gala di Era Modern
Sejak tahun 1980-an, popularitas Tapa Gala di Bima, sama seperti Gobak Sodor di daerah lain, mulai memudar. Kemajuan teknologi informasi dan maraknya permainan modern, baik video game maupun olahraga lain, membuat minat remaja beralih.
Kini, menemukan sekelompok anak-anak yang bermain Tapa Gala di lapangan terbuka menjadi pemandangan langka. Permainan ini perlahan-lahan mulai ditinggalkan, hanya menyisakan kenangan bagi mereka yang tumbuh besar di era 80-an atau sebelumnya.
Meskipun demikian, ada upaya-upaya untuk melestarikan permainan tradisional ini melalui festival atau acara khusus di sekolah. Langkah-langkah ini penting agar Tapa Gala tidak sepenuhnya hilang ditelan zaman dan tetap menjadi bagian dari warisan budaya Bima yang kaya. (Tim Website Spenlim)