Suasana kelas Seni Budaya di Spenlim dipenuhi oleh keceriaan dan fokus. Para siswa tampak menikmati setiap momen, tenggelam dalam proses kreatif mereka. Di atas meja, potongan-potongan kecil kertas berwarna, manik-manik, dan bahan-bahan lainnya berserakan, siap diubah menjadi karya seni. Dengan ketelitian dan imajinasi, mereka menyusun kepingan-kepingan itu, merangkai sebuah cerita visual yang unik, mencerminkan kepribadian dan ide-ide segar dari setiap individu.

Ruangan itu seolah menjadi laboratorium kreativitas, di mana imajinasi tak terbatas berpadu dengan keterampilan tangan. Setiap siswa memiliki kanvasnya sendiri, dan di sanalah mereka menumpahkan gagasan. Ada yang menciptakan pemandangan alam dengan warna-warni cerah, ada pula yang merangkai bentuk abstrak yang penuh makna. Guru hanya mengawasi dengan senyuman, membiarkan para siswa berekspresi sebebas-bebasnya, karena dalam seni mozaik ini, yang terpenting bukanlah kesempurnaan, melainkan proses, kreativitas, dan kegembiraan dalam menciptakan sesuatu yang indah. (3/9)