Layangan yang Jatuh di Atap Rumah

Layangan yang Jatuh di Atap Rumah

Oleh : S1

Sore itu, Doni dan teman-temannya sedang asyik bermain layang-layang di lapangan. Angin bertiup sangat kencang, membuat layang-layang mereka terbang tinggi. Layang-layang Doni adalah yang paling tinggi di antara semuanya. Ia merasa bangga dan bersemangat. Namun, tiba-tiba angin berbalik arah. Layang-layang Doni kehilangan keseimbangan dan meluncur ke bawah. Layang-layang itu mendarat di atap rumah salah seorang tetangga.

Doni merasa panik. Ia tidak berani mengambil layang-layangnya karena atap itu sangat tinggi. Ia takut dimarahi oleh pemilik rumah. Teman-temannya menyuruh Doni untuk meminta bantuan, tapi ia terlalu malu. Ia hanya bisa berdiri memandangi layang-layangnya yang tersangkut. Hari mulai gelap dan Doni harus segera pulang. Ia pun pulang dengan perasaan sedih dan cemas.

Di rumah, Ibu melihat Doni murung. Doni menceritakan apa yang terjadi. Ibu tidak marah, justru mengajak Doni untuk meminta maaf kepada tetangga dan meminta bantuan. Dengan perasaan gugup, Doni mengikuti Ibu. Ternyata, tetangga mereka sangat baik. Ia tersenyum dan membantu mengambil layang-layang Doni. Doni merasa sangat lega dan berterima kasih. Ia belajar bahwa meminta maaf dan bantuan bukanlah hal yang memalukan.