Sepeda Tanpa Rem

Sepeda Tanpa Rem
Roni sangat suka mengendarai sepedanya. Namun, ia tidak pernah peduli dengan kondisi rem sepedanya yang sudah agak longgar. "Ah, rem kan tidak terlalu penting," pikirnya. Ia lebih suka berfokus pada kecepatan saat mengayuh. Ia sering kali mengabaikan nasihat ayahnya untuk selalu memeriksa kondisi sepedanya sebelum bepergian.
Suatu sore, Roni mengendarai sepedanya di jalan menurun. Ia mengayuh dengan sangat kencang. Ketika ia melihat ada mobil di depannya, ia mencoba mengerem, tetapi remnya tidak berfungsi. Roni panik. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Untungnya, ia berhasil melompat dari sepeda sebelum menabrak mobil. Sepedanya ringsek, dan lututnya sedikit terluka.
Ayah datang menjemput Roni. Ayah tidak memarahi, tapi terlihat sedih. "Ayah sudah sering bilang, kan? Keselamatan itu lebih penting dari kecepatan," kata Ayah. Roni merasa sangat bersalah. Ia akhirnya mengerti bahwa mengabaikan hal-hal kecil bisa membawa konsekuensi besar. Sejak saat itu, ia selalu memeriksa kondisi rem sepedanya dan tidak pernah lagi menganggap remeh keselamatan. (TM)