Sepeda Baru Ayah
Sepeda Baru Ayah
Ayah Budi baru saja membeli sepeda baru. Sepeda itu berwarna hitam mengkilap, dengan gigi yang canggih. Ayah sangat menyayangi sepeda itu. Setiap sore, ia selalu membersihkannya dengan kain lap. Budi ingin sekali mencoba sepeda baru ayahnya. Suatu hari, saat Ayah sedang sibuk di halaman belakang, Budi melihat kesempatan. Ia mengambil sepeda itu dan membawanya keluar.
Budi mencoba mengendarainya. Ia bersemangat dan mengayuh sepeda itu dengan kencang. Namun, saat ia berbelok di tikungan, ia tidak sengaja menabrak pot bunga milik tetangga. Pot itu pecah dan sepeda Ayah jadi lecet. Budi merasa panik. Ia segera mengembalikan sepeda itu ke tempatnya dan bersembunyi di kamar. Ia sangat takut dimarahi oleh Ayah.
Malam harinya, Ayah melihat sepeda itu lecet. Ia memanggil Budi. Budi mengaku dengan jujur apa yang terjadi, dan meminta maaf. Ayah tidak marah. Ia justru memeluk Budi. "Ayah menghargai kejujuranmu, Nak. Sepeda itu bisa diperbaiki, tapi kepercayaan itu lebih penting," kata Ayah. Ayah dan Budi lalu bekerja sama membersihkan pecahan pot dan memperbaiki sepeda itu. Budi merasa sangat lega.