Lomba Pidato

Lomba Pidato

Dinda adalah anak yang cerdas dan punya banyak ide, tapi ia sangat pemalu. Ketika Pak Guru mengumumkan akan ada lomba pidato di sekolah, semua temannya menyuruh Dinda untuk ikut. Dinda menolak dengan alasan ia tidak pandai berbicara di depan umum. Ia takut salah kata, takut semua orang akan menertawakan suaranya yang gugup. Ia hanya ingin bersembunyi.

Namun, sahabatnya, Nina, tidak menyerah. Setiap hari, Nina terus membujuk Dinda. "Ayolah, Din. Kamu pintar sekali. Ide-idemu harus didengar orang banyak," kata Nina. Akhirnya, Dinda luluh. Dengan gemetar, ia mulai menulis naskah pidatonya. Ia berlatih di depan cermin, dengan Nina sebagai satu-satunya penontonnya. Setiap kali Dinda membuat kesalahan, Nina akan menyemangatinya.

Hari perlombaan tiba. Saat nama Dinda dipanggil, kakinya terasa lemas. Namun, ia melihat senyum Nina di barisan penonton, dan itu memberinya keberanian. Ia naik ke panggung dan mulai berbicara, perlahan tapi pasti. Meskipun suaranya sedikit bergetar, ia berhasil menyelesaikan pidatonya dengan baik. Tepuk tangan riuh terdengar. Dinda tidak menang, tapi ia merasa seperti sudah memenangkan segalanya. Ia telah mengalahkan ketakutannya sendiri.