Roda Tua di Setiap Subuhya

Roda Tua di Setiap Subuhya

By : L


Roda tua berputar, menembus kabut jalanan,

Bukan kemewahan, tapi tekad mencari makan.

Wajah-wajah lelah, menyambut dinginnya embun,

Memikul harapan, sebelum matahari terbit penuh.

Di balik kantuk, ada janji yang harus ditepati,

Di balik letih, ada keluarga yang menanti.

Inilah hakikat hidup: berjuang tanpa henti,

Sebab yang paling berharga bukan harta, tapi nanti.

Makna:

Puisi ini adalah sebuah apresiasi dan penghormatan terhadap perjuangan harian orang-orang yang bekerja keras sejak dini hari. "Roda tua" melambangkan alat transportasi atau pekerjaan sederhana yang dilakukan dengan ketekunan, jauh dari kemewahan. Ini menyoroti dedikasi mereka yang bangun pagi, bukan karena kesenangan, tetapi didorong oleh tanggung jawab dan "tekad mencari makan."

Puisi ini mengajarkan hakikat kerja keras dalam hidup, di mana setiap lelah dan kantuk memiliki tujuan mulia: janji kepada keluarga. Baris penutup, "Sebab yang paling berharga bukan harta, tapi nanti," menyiratkan bahwa nilai sejati dari perjuangan ini adalah masa depan yang lebih baik, warisan, atau kepuasan batin dari menunaikan kewajiban.