Detik di Balik Jendela

Detik di Balik Jendela

Oleh : L 


Terkadang kita lupa betapa berharganya udara,

Yang kita hirup tanpa hitungan, tanpa biaya.

Matahari tersenyum, meski awan kelabu menipu,

Dan kaki masih kuat menapak, meski jalan berliku.

Ini bukan tentang harta yang tertimbun di lemari besi,

Tapi tentang kesempatan yang terulang hari ini.

Sebuah nafas baru, untuk membetulkan yang salah,

Mengucapkan terima kasih, sebelum segalanya punah.

Makna:

Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan nikmat-nikmat sehari-hari yang sering diabaikan karena sifatnya yang gratis dan rutin, seperti udara yang dihirup dan kemampuan fisik (kaki masih kuat menapak). Puisi ini menekankan bahwa hal-hal paling esensial dalam hidup bukanlah kekayaan materi, tetapi kesehatan dan kesempatan hidup.

Inti dari puisi ini adalah penghargaan terhadap kesempatan kedua. Setiap hari adalah anugerah, atau "nafas baru," yang diberikan untuk "membetulkan yang salah" dan memperbaiki diri. Ini adalah ajakan untuk hidup dengan penuh kesadaran dan rasa syukur, serta tidak menunda untuk mengungkapkan rasa terima kasih sebelum kesempatan itu hilang.