Bukan Sekadar Lima Kali
Bukan Sekadar Lima Kali
Oleh S1
Adzan berkumandang, bukan lagi seruan,
Namun ia adalah jeda paksa bagi kesibukanmu.
Tinggalkan sebentar hiruk pikuk di persimpangan,
Lima kali sehari, kau ditawari waktu berwudu.
Bukan sekadar menggugurkan kewajiban di sajadah,
Tapi waktu di mana hati harus jujur tanpa topeng.
Shalat adalah 'pengisian daya' spiritual yang megah,
Menyambungkanmu pada sumber energi yang tak kering.
Makna:
Puisi ini mengangkat nilai shalat lima waktu dari sekadar rutinitas agama menjadi jeda spiritual yang esensial dalam kehidupan yang serba cepat. Adzan digambarkan sebagai "jeda paksa" yang harus menghentikan sementara aktivitas duniawi, mengingatkan manusia pada skala prioritas yang sebenarnya.
Puisi ini menekankan kualitas batin dalam shalat, bukan hanya kuantitas gerakan. Shalat adalah momen di mana hati harus jujur tanpa topeng, melepaskan segala kepura-puraan dunia. Dengan menyebutnya sebagai "pengisian daya' spiritual," puisi ini menjelaskan bahwa shalat adalah energi yang menjaga kestabilan jiwa, mencegah kelelahan mental, dan menyambungkan hamba dengan kekuatan tak terbatas.