Kepala Sekolah dan Guru Spenlim Diskusikan Inovasi Si BAGUS di Tengah Suasana Santai

Sabtu (18/10), suasana Gazebo Sekolah Menengah Pertama Lima (Spenlim) menjadi saksi diskusi ringan namun mendalam antara Kepala Sekolah, Bapak Abdi, dan sejumlah guru inti. Pembicaraan kali ini berpusat pada evaluasi dan mitigasi kendala implementasi inovasi sekolah, yaitu Si BAGUS (Sistem BArkode Gerakan Untuk Siswa), sebuah sistem absensi dan informasi yang telah berjalan.
Si BAGUS, yang mengandalkan pemindaian barcode kehadiran siswa dan mengirimkan notifikasi instan kepada orang tua melalui aplikasi WhatsApp (WA), telah sukses diterapkan untuk meningkatkan kedisiplinan dan komunikasi sekolah-rumah. Namun, dalam diskusi santai tersebut, muncul satu tantangan krusial: kendala teknis yang dialami orang tua siswa.
"Sejauh ini Si BAGUS sangat efektif. Laporan kehadiran langsung sampai ke orang tua, meminimalisir alasan ketidakhadiran," ujar Pak Abdi memulai diskusi. "Namun, kita harus memikirkan solusi bagi orang tua yang tergolong 'gaptek' atau yang memang tidak memiliki akses ke aplikasi WhatsApp. Notifikasi kehadiran anak mereka kan masuknya melalui WA. Bagaimana kita memastikan mereka tetap mendapatkan informasi yang sama?"
Para guru mengajukan beberapa opsi, mulai dari pengiriman SMS reguler, penggunaan surat pemberitahuan mingguan yang diantar oleh siswa, hingga ide untuk membentuk tim relawan guru atau siswa yang secara berkala melakukan panggilan telepon kepada orang tua yang teridentifikasi kesulitan teknologi.
Diskusi di bawah rimbunnya pohon di Gazebo Spenlim tersebut diakhiri dengan kesepakatan bahwa pihak sekolah akan melakukan pendataan ulang terhadap profil penggunaan teknologi orang tua. Solusi yang akan diutamakan adalah kombinasi antara panggilan telepon berkala dan surat pemberitahuan cetak bagi kelompok orang tua yang tidak dapat dijangkau via WA, memastikan bahwa Inovasi Si BAGUS tetap menjadi sistem yang inklusif dan tidak meninggalkan satu pun wali murid.