Perpustakaan Sekolah Harus Berbasis Kinerja
Pada rapat terbatas membahas evaluasi Perpustakaan, kepala sekolah mengevaluasi kinerja Tenaga Pengelolaan dengan melihat fakta buku-buku paket tidak terurus dengan baik. Hal inilah yang menjadi perioritas rapat unsur terkait seperti Wakasek, Kepala Perpustakaan, petugas perpustakaan dan bapak ibu guru piket.
Pada agenda rapat terbatas tersebut Kepsek mengatakan bahwa Pengelolaan harus berbasis kinerja bukan hanya nama di pembagian tugas atau terdapat nama tetapi bekerja dengan fungsi melayani anak-anak yang meminjam buku maupun yang membaca buku. Olehnya itu Petugas perpustakaan berubah sistem berbasis kinerja. Di samping itu beliau menyampaikan fungsi piket guru harus dioptimalkan yakni mengontrol keadaan guru dalam proses pembelajaran mulai jam pertama sampai terakhir dan apabila guru berhalangan hadir maka fungsi piket memberikan solusi untuk mengisi jam pembelajaran misalnya, bukan hanya menulis buku piket pintanya kepsek.
Petugas piket terlalu banyak cukup 2 orang, 1 orang yang kontrol lapangan dan 1 orang piket yang mengontrol pergantian jam pembelajaran.
Penekanan bapak Kepsek Abdi, piket akan ada giliran waktu dan begitu juga petugas perpustakaan dengan tujuan supaya tidak ada rasa pembeda yang bertugas piket di perpustakaan maupun di piket guru.
Petugas perpustakaan buku paket harus ada penanggjawab ruangan dengan dibantu oleh guru piket yang dialihtugaskan menjadi petugas perpustakaan agar perpustakaan lebih baik dan ada kegiatan pelayanan para siswa yang pinjam buku.
Usul saran pada rapat diterima oleh kepsek untuk kepentingan kebutuhan seperti jaringan internet di bagian Timur demi kelancaran proses komunikasi. Pada akhir rapat terbatas kepsek akan menetapkan struktur pengurus perpustakaan yang berbasis kinerja bukan berbasis hanya nama tertulis. (AS)